Tuesday, 28 July 2015

Salahkah Sedekah Saya?

Salahkah Sedekah Saya?
dr rochelle skin expert


Tergerak oleh status rekan di jejaring pertemanan yang mengatakan demikian, "Terobosan wali kota ******** terpilih ******* yang mampu mempekerjakan para pengemis dan anak jalanan serta sbg penjaga kebersihan (penyapu jalanan) layak diacungin jempol. Namun tapi sayang dr rochelle skin expert justru para pengemis dan anak jalanan menolaknya dgn alasan pendapatan yang ditawarkan terlalu kecil, se besar Rp 700,000.- . Sementara mereka menghendaki gaji minimal sebesar 4 - 10 juta/perbulan. Jelas saja lantaran gaji pengemis di jalanan jauuh lebih besar. Sungguh ironis sementara bekerja di Pabrik saja tidak sampai 4 juta..."

Di akhir status dirinya mengkampanyekan, "Mulai skrng stop memberi buat pengemis".

Saya jadi teringat dengan kalimat “Pengemis jangan dimanjakan, jangan mengajari mereka untuk tetap meminta-minta. Memberi mereka uang, sama saja dengan menutup harapan untuk menciptakan generasi bangsa yang mandiri”

Tersebutlah suatu kisah pada jaman Rasulullah SAW yang menceritakan seorang dermawan yang ingin bersedekah dan tidak mau sedekahnya diketahui orang lain.

Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu , Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,”Ada seseorang mengemukakan,”Sungguh aku akan memberikan sedekah”. Di malam hari, ia keluar membawa sedekah dan memberikannya kepada satu orang pencuri (tanpa diketahui). Pagi harinya, sekian banyak orang membicarakan,”Tadi malam,ada seseorang pencuri mendapat sedekah”. Orang itu mengatakan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Sungguh aku dapat memberikan sedekah lagi”.

Di malam hari berikutnya,beliau keluar membawa sedekah dan memberikannya kepada satu orang wanita pelacur (tak bersama diketahuinya). Pagi harinya,sekian banyak orang membicarkan,”Tadi malam,ada seorang wanita pelacur mendapat sedekah”.Orang itu mengatakan,”Ya Allah,hanya terhadap Mu segala pujian. Sungguh aku bakal memberikan sedekah lagi”.

Di malam hari ketiga,beliau keluar membawa sedekah dan memberikannya pada salah seorang tajir(tak dgn ketahuan).Pagi harinya,orang-orang membicarakan,”Tadi tengah tengah malam,ada orang kaya mendapat sedekah”.Orang itu mengatakan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Untuk satu orang pencuri,seorang pelacur dan orang kaya”.

Lalu orang itu didatangi dan dikatakan kepadanya,”Adapun sedekah yang engkau berikan kepada si pencuri,mudah-mudahan dengan harta itu dirinya sanggup menahan diri dari tindakan melaksanakan pencurian. Adapun si pelacur,mudah-mudahan dengan harta itu dia kan menahan diri dari perbuatan zina. Adapun orang kaya,kemungkinan beliau akan mengambil pelajaran sehingga dirinya pun mau berinfak dari harta yang Allah berikan”

Hadits riwayat Bukhari ( 1421 ) Muslim (1022 )

Dari hadits di atas terlihat bahwa orang yang bersedekah (pada malam pertama) itu bersedih dan gelisah. Kesedihannya dan kegelisahannya dirinya ungkapkan bersama ucapannya,"Ya Allah Bagi-Mu segala pujian" dan ia bertekad dapat bersedekah kembali lantaran dia menganggap bahwa sedekahnya terhadap tengah tengah malam itu telah hilang seperti ditiup angin, sebab salah sasaran".

Salahkah Sedekah Saya?

Tergerak oleh status kawan di jejaring pertemanan yang menyampaikan demikian, "Terobosan wali kota ******** terpilih ******* yang sanggup mempekerjakan para pengemis dan anak jalanan serta juga sebagai penjaga kebersihan (penyapu jalanan) pantas diacungin jempol. Namun namun sayang justru para pengemis dan anak jalanan menolaknya dengan alasan bayaran yang ditawarkan terlalu kecil, se agung Rp 700,000.- . Sementara mereka menghendaki pendapatan minimal se besar 4 - 10 juta/perbulan. Jelas saja karena penghasilan pengemis di jalanan jauuh lebih akbar. Sungguh ironis sementara bekerja di Pabrik saja tidak sampai 4 juta..."

Di akhir status ia mengkampanyekan, "Mulai skrng stop memberi utk pengemis".

Saya jadi teringat dengan kalimat “Pengemis jangan dimanjakan, janganlah mengajari mereka utk masihlah meminta-minta. Memberi mereka uang, sama saja dgn menutup cita-cita buat menciptakan generasi bangsa yang mandiri”

Tersebutlah sebuah kisah pada jaman Rasulullah SAW yang menceritakan satu orang dermawan yang ingin bersedekah dan tidak mau sedekahnya ketahuan orang lain.

Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu , Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,”Ada seseorang mengemukakan,”Sungguh aku bakal memberikan sedekah”. Di malam hari, dia keluar membawa sedekah dan memberikannya kepada satu orang pencuri (tanpa diketahui). Pagi harinya, sekian banyak orang membicarakan,”Tadi malam,ada seorang pencuri mendapat sedekah”. Orang itu mengemukakan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Sungguh aku dapat memberikan sedekah lagi”.

ditengah tengah malam hari berikutnya,dia ke luar membawa sedekah dan memberikannya kepada seseorang wanita pelacur (tanpa diketahuinya). Pagi harinya,orang-orang membicarkan,”Tadi tengah tengah malam,ada satu orang wanita pelacur mendapat sedekah”.Orang itu mengatakan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Sungguh aku bakal memberikan sedekah lagi”.

ditengah tengah malam hari ketiga,ia ke luar membawa sedekah dan memberikannya kepada salah satu orang kaya (tanpa diketahui).Pagi harinya,sekian banyak orang membicarakan,”Tadi malam,ada orang kaya mendapat sedekah”.Orang itu menyampaikan,”Ya Allah,hanya pada Mu segala pujian. Untuk seorang pencuri,seorang pelacur dan orang kaya”.

Dahulu orang itu didatangi dan dikatakan kepadanya,”Adapun sedekah yang engkau berikan kepada si pencuri,mudah-mudahan dgn harta itu dirinya mampu menahan diri dari aksi lakukan pencurian. Adapun si pelacur,mudah-mudahan dengan harta itu dia kan menahan diri dari tindakan zina. Adapun orang kaya,bisa jadi beliau akan mengambil pelajaran sehingga ia juga mau berinfak dari harta yang Allah berikan”

Hadits riwayat Bukhari ( 1421 ) Muslim (1022 )

Dari hadits di atas terlihat bahwa orang yang bersedekah (pada malam pertama) itu bersedih dan gelisah. Kesedihannya dan kegelisahannya dia ungkapkan bersama ucapannya,"Ya Allah Bagi-Mu segala pujian" dan dirinya bertekad akan bersedekah kembali sebab beliau menganggap bahwa sedekahnya terhadap tengah tengah malam itu telah hilang seperti ditiup angin, lantaran salah sasaran".

Salahkah Sedekah Saya?

Tergerak oleh status kawan di jejaring pertemanan yang mengemukakan demikian, "Terobosan wali kota ******** terpilih ******* yang bisa mempekerjakan para pengemis dan anak jalanan sebagai penjaga kebersihan (penyapu jalanan) layak diacungin jempol. Namun sayangnya justru para pengemis dan anak jalanan menolaknya dengan alasan penghasilan yang ditawarkan terlalu kecil, se akbar Rp 700,000.- . Sementara mereka menghendaki penghasilan minimal se akbar 4 - 10 juta/perbulan. Jelas saja lantaran penghasilan pengemis di jalanan jauuh lebih besar. Sungguh ironis sementara bekerja di Pabrik saja tidak sampai 4 juta..."

Di akhir status beliau mengkampanyekan, "Mulai skrng stop memberi utk pengemis".

Saya jadi teringat dgn kalimat “Pengemis jangan sampai dimanjakan, jangan sampai mengajari mereka untuk masihlah meminta-minta. Memberi mereka uang, sama saja bersama menutup angan-angan buat menciptakan generasi bangsa yang mandiri”

Tersebutlah sebuah kisah pada jaman Rasulullah SAW yang menceritakan seorang dermawan yang ingin bersedekah dan tidak bakal sedekahnya ketahuan orang lain.

Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu , Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,”Ada satu orang mengemukakan,”Sungguh aku akan memberikan sedekah”. ditengah tengah malam hari, ia ke luar membawa sedekah dan memberikannya pada seorang pencuri (tanpa diketahui). Pagi harinya, sekian banyak orang membicarakan,”Tadi malam,ada seseorang pencuri mendapat sedekah”. Orang itu mengemukakan,”Ya Allah,hanya terhadap Mu segala pujian. Sungguh aku bisa memberikan sedekah lagi”.

Di malam hari berikutnya,dia keluar membawa sedekah dan memberikannya kepada satu orang wanita pelacur (tak dgn diketahuinya). Pagi harinya,sekian banyak orang membicarkan,”Tadi malam,ada satu orang wanita pelacur mendapat sedekah”.Orang itu menyampaikan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Sungguh aku mampu memberikan sedekah lagi”.

ditengah tengah malam hari ketiga,dirinya ke luar membawa sedekah dan memberikannya pada salah satu orang kaya (tanpa ketahuan).Pagi harinya,sekian banyak orang membicarakan,”Tadi malam,ada orang kaya mendapat sedekah”.Orang itu mengemukakan,”Ya Allah,hanya kepada Mu segala pujian. Untuk satu orang pencuri,satu orang pelacur dan orang kaya”.

Lalu orang itu didatangi dan dikatakan kepadanya,”Adapun sedekah yang engkau berikan kepada si pencuri,mudah-mudahan dengan harta itu ia dapat menahan diri dari perbuatan mencuri. Adapun si pelacur,mudah-mudahan bersama harta itu dia kan menahan diri dari tindakan zina. Adapun orang kaya,dapat menjadi beliau akan mengambil pelajaran sehingga beliau juga mau berinfak dari harta yang Allah berikan”

Hadits riwayat Bukhari ( 1421 ) Muslim (1022 )

Dari hadits di atas terlihat bahwa orang yang bersedekah (terhadap tengah tengah malam pertama) itu bersedih dan gelisah. Kesedihannya dan kegelisahannya dia ungkapkan dengan ucapannya,"Ya Allah Bagi-Mu segala pujian" dan beliau bertekad akan bersedekah kembali karena dia punya anggapan bahwa sedekahnya terhadap tengah tengah malam itu telah hilang seperti ditiup angin, sebab salah sasaran".

No comments:

Post a Comment

Blog Archive